Senin, 12 Maret 2012

FanFiction|Sister or....WHAT?!!|Chapter 1

Title                : Sister or.... WHAT?!!

Genre             : Romance, Comedy
Rated              : PG-13
Length            : 1 of ?
Author            : Dj Chan-Doong
Cast                : Lee Mi Young (Original Character)
                          Gongchan [B1A4] as himself
              Sandeul [B1A4] as himself
              Jinyoung [B1A4] as himself
              CNU [B1A4] as himself
              Baro [B1A4] as himself
Disclaimer      : B1A4 isn’t mine. They belongs to WMent & their parents.
  But, Lee Mi Young & this story is MINE.
Warning         : Don’t copy paste without permission. Take out with full
  CREDIT. I hate silent readers, so please leave your
comment. I need your comment to develop my
writing skill.
Summary       : You Are My Oppa-nya B1A4
Theme Song   : B1A4-SKY


The Cast:


1) Gongchan
2) Jinyoung
3) Sandeul
4) Baro
5) CNU





-Mi Young’s POV-

“ Annyeong! Namaku Sandeul. Kalian pasti mengenalku ‘kan? That’s right! Aku main vocal B1A4. Kami baru saja merilis mini album kedua kami. Woah! Aku tak menyangka bahwa kalian semua sangat menyukainya. Mulai sekarang, kami pasti akan tetap bekerja keras untuk kalian. Saranghae, BANA!!”

“ Mi Young-ssi,” suara sinis itu membuatku langsung berdiri dan segera mengabaikan siaran radio yang tengah kudengarkan.

“ N.. N.. Ne?” kataku sambil menelan ludah. Saat berbalik, aku langsung melihat wajah horor atasanku, Ms. Kim.

Ms. Kim menjadi atasanku sejak aku mulai bekerja di Lotte World sebagai badut dengan kostum kelinci yang bertugas membagikan balon dan sovenir untuk anak-anak. Aku mulai bekerja di sini sebulan yang lalu. Yah.. Saat itu, aku baru saja kehilangan pekerjaanku sebagai pelayan di restoran kecil karena sifat pemaluku. Hufftt..

“ Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Ms. Kim tajam.

Aish.. Aku baru saja beristirat sebentar di ruang ganti ini setelah berdiri selama lima jam sambil membagikan balon. Mengapa dia harus datang begitu cepat?! Argh!!

“ Aku hanya istirahat sebentar..” jawabku pelan sambil menunduk. Aku tidak berani menatap wajah Ms. Kim.

“ Kau dibayar bukan untuk duduk di sini dan mendengarkan siaran radio! Cepat kembali bekerja!” kata Ms. Kim tegas.

“ Ne..” jawabku lirih sambil berjalan keluar dan menenteng topeng kepala kelinciku.

“ Hhhh..” aku segera memakai kepala kelinci itu dan kembali membagi-bagikan balon untuk anak-anak.

“ Eomma!! Ada kelinci!!” seru gadis cilik dengan rambut diikat seperti air mancur sambil menarik-narik Eomma-nya dan menunjuk-nunjukku.

Aku segera berjongkok dan memberikan sebuah balon untuk gadis cilik itu. Aku tertawa kecil di balik topengku. Terlepas dari adanya Ms. Kim yang selalu mengomel padaku sejak aku bekerja di sini, aku sangat menyukai pekerjaan ini. Apa alasannya? Alasannya adalah aku bisa berinteraksi dengan anak-anak. Entah mengapa aku sangat menyukai anak kecil. Mereka sangat manis dan begitu polos. Melihat kepolosan mereka, aku langsung dapat melupakan kesal dan penat yang kurasakan.

Saranghae, BANA!!” kata-kata yang kudengar melalui radio tadi memberiku semangat yang besar. Aku sangat merindukan suara itu. Suara Jung Hwan-oppa.. Aaaahh.. Orang-orang mungkin tidak mengetahuinya. Tapi.. Lee Jung Hwan atau yang dikenal orang-orang sebagi Sandeul B1A4 itu adalah Oppa-ku. Umur kami hanya terpaut satu tahun dan kami sangat dekat, setidaknya sampai sebelum Oppa menjadi trainee di WMent.

Kami tidak pernah bertemu lagi sejak Oppa menjalani training di WMent. Walau kami sekeluarga pindah ke Seoul saat Oppa masuk training, aku tidak pernah mendatangi dorm Oppa. Kami hanya berhubungan melalui telpon. Ehem.. Lebih sering melalui  e-mail tepatnya. Itu pun sekarang sangat jarang kami lakukan karena Oppa sangat sibuk. Aku sendiri tidak terlalu pintar berbicara. Karena itu aku jarang menelpon Oppa. Selain itu aku tidak mau Oppa kehilangan waktu istirahatnya karena aku menelponnya.

Aaaahh.. Kalian pasti heran mengapa aku masih mengambil kerja paruh waktu padahal sudah jelas Oppa mengirimi Eomma uang setiap bulannya.. Alasanya.. Aku ingin meringankan beban Eomma, Appa, dan Oppa. Biaya sekolahku ‘kan cukup mahal.. Ssttt.. Selain itu, aku bekerja agar aku dapat memberikan sesuatu untuk Oppa dengan hasil kerja kerasku.

***

-Sandeul’s POV-

Satu lagi hari yang melelahkan terlewati. Kulihat Gongchan dan Baro sudah terlelap di samping kanan dan kiriku. Kami sedang dalam perjalanan kembali ke dorm setelah tampil di salah satu acara..

Begitu sampai di dorm, Jinyoung-hyeong langsung berkutat dengan laptopnya seperti biasa, sedangkan Shinwoo-hyeong melakukan sedikit olahraga sebelum bersiap untuk tidur. Baro dan Gongchan tanpa melakukan apa-apa langsung menuju ke tempat tidur. Melihat mereka berdua mengingatkanku pada dongsaengku, Mi Young. Mi Young yang cuek akan penampilan dan agak tomboy, tapi sangat pemalu.. Apa yang sedang dilakukannya, ya sekarang?

Aku merindukan dongsaeng-ku itu. Dia memang bukan anak yang pintar mengungkapkan perasaannya, tapi dia gadis yang sangat baik. Setiap aku baru pulang ke rumah, aku selalu melihat Eomma dan Mi Young tengah menyiapkan makan malam. Tapi di dorm ini.. Aku tidak dapat melihat pemandangan itu lagi. Aku ingin pulang walau hanya untuk sejenak.. Untuk bertemu dengan Eomma, Appa, dan Mi Young.

Dan aku ingin sekali mengajak Channie, jika aku pulang ke rumah. Mi Young pernah menanyakan tentang Chan saat aku menelponnya beberapa waktu yang lalu. Mi Young tidak perlu mengatakan apa-apa, aku sudah menyadarinya. Mi Young menyukai Chan. Yaaahhh.. Walaupun saat kutanya, dia selalu menyangkalnya. Tapi, aku ‘kan sudah mengenalnya sejak kecil. Tidak mungkin aku tidak memahami dongsaeng-ku sendiri.

“ Hyeong, apa yang sedang kau lakukan dengan iPad-ku?” tanyaku saat kulihat Jinyoung-hyeong membuka-buka iPad-ku.

“ Ya! Siapa gadis ini? Yeojachingu-mu?” tanya Jinyoung-hyeong saat melihat fotoku bersama Mi Young.

“ Ani. Itu dongsaeng-ku,” jawabku sambil meraih iPad-ku.

“ Mengapa kau tidak pernah cerita kalau kau memiliki dongsaeng semanis itu?” protes Jinyoung-hyeong.

“ Kukira kau sudah tahu. Lagipula, dongsaeng-ku ini tidak suka kalau aku menceritakan pada orang-orang tentang dirinya, terutama pada member lain di B1A4. Dia anak yang pemalu. Dia tidak suka diekspos..” jelasku.

“ Aa.. Arasoo,” kata Jinyoung-hyeong mengangguk.

Aku pernah memaksa Mi Young datang ke dorm ini. Tapi, dia menolak dengan sangat keras. Aku sudah mengarang seribu satu alasan, tapi dia tetap menolak. Karena dia bersikeras, aku tidak mau memaksanya. Walau sebenarnya aku ingin sekali dia main ke dorm ini dan bisa berkenalan dengan member yang lain. Aku hanya ingin mengubah sikapnya yang terlalu pemalu dan tidak berani berbicara pada orang lain itu. Bayangkan saja, dia sudah berumur delapan belas tahun, tapi tak sekalipun dia berpacaran maupun menyukai laki-laki. Kebanyakan waktunya dihabiskan di kamar atau membantu Eomma. Selama ini, satu-satunya teman Mi Young adalah aku. Itupun karena kami kakak beradik dan selalu bersama. Aku tidak bisa membayangkan kalau Mi Young adalah anak tunggal. Dia pasti selalu sendirian..

“ Hyeong.. Apa kau tidak tidur?” tanya Chan yang tiba-tiba saja menatapku dari tempat tidurnya.

“ Sebentar lagi..” jawabku.

“ Kalau begitu aku tidur lagi, ya. Jalja yo..” kata Chan, lalu kembali tidur.

“ Barusan itu.. Chan benar-benar terbangun atau mengigau, sih?” tanyaku pada Jinyoung-hyeong yang masih saja berkutat dengan laptop di tempat tidurnya.

“ Molla..” jawab Jinyoung-hyeong mengangkat bahu.

“ Hhh..Kalau begitu aku tidur dulu, hyeong. Sebaiknya, kau juga segera tidur. Besok ‘kan kita ada pemotretan di Lotte World. Dan kita ‘kan sudah berencana akan bermain juga di sana..”

***

-Mi Young’s POV-

Hari ini aku sedang libur. Aku memang hanya bekerja tiga hari dalam seminggu. Hari Selasa, Jumat, dan Sabtu.. Tapi, hari ini aku tetap datang ke Lotte World. Hari ini Oppa ada pemotretan di sini. Aku ingin melihatnya walau aku pasti tidak bisa berbicara dengannya. Selain melihat Oppa, aku juga ingin melihat Gongchan-oppa. Umur kami memang hanya terpaut beberapa bulan, tapi dia tetap saja lebih tua dariku. Aku sedikit menyukainya saat melihatnya pertama kali di MV OK. Dan aku semakin tertarik padanya setelah menonton MTV Match Up.. Saat aku melihatnya, aku merasa sedang melihat anak kecil yang lugu. Sepertinya, hubungannya dengan Oppa cukup dekat karena mereka sering terlihat bersama. Tapi.. Bukankah semua member B1A4 memang dekat satu dengan lainnya? Aaaahh.. Entahlah..

“ KYAAAAAAA!!! ITU MEREKA!!!!” aku melihat segerombolan gadis-gadis beragam usia menunjuk ke arah pintu masuk. Aku melihat kepala Jung Hwan-oppa menyembul di antara banyak orang. Aku hanya bisa tersenyum, walau aku yakin Oppa tidak dapat melihatku.

Aku menatap boneka yang kubawa. Hadiah yang ingin kuberikan pada Oppa. Karena aku tidak tahu harus memberikan apa pada Oppa.. Akhirnya aku memutuskan memberi boneka Po, panda tokoh utama di film Kung Fu Panda yang sangat disukai Oppa. Boneka itu berukuran besar sehingga sangat nyaman untuk dipeluk. Boneka Po itu terbungkus oleh plastik kaca dan diberi pita berwarna biru langit, warna favoritku..

“ Semoga Oppa menyukainya..” gumamku pelan.

AH! Tapi bagaimana aku bisa memberikan ini pada Oppa? Aisshh.. Mi Young pabo! Mengapa aku tidak memikirkan cara untuk menyerahkan boneka ini langsung kepada Oppa? Tapi.. Pasti mustail menemui Oppa. Kalau begitu, kuserahkan saja pada manajer Oppa seperti yang diakukan para BANA.

Oppa dan member B1A4 yang lain memakai pakaian musim dingin dan melakukan pemotretan di Ice Ring. Oppa tidak terlihat seperti Oppa yang kukenal. Dia selebritis sekarang..

Ddrrt.. Ddrrt.. Kurasakan ponselku bergetar. Aku segera mengambilnya dari saku celanaku. Kulihat layar ponselku, nama Ms. Kim terpampang di sana..

“ Yeoboseyo?”

“Mi Young-ssi, segeralah datang. Kami kekurangan orang karena Jang Eun Ji tidak datang hari ini,” kata Ms. Kim cepat dan langsung memutus sambungan tanpa mendengarkan jawabanku.

Aaaaahh.. Eottoke? Berarti boneka ini harus kusimpan dulu.. Eun Ji-eonnie mengapa tidak datang, sih? Eun Ji-eonnie yang bertugas memakai kostum kelinci pada hari Senin, Rabu, Kamis, dan Minggu. Aku segera menelpon Eun Ji-eonnie untuk menanyakan di mana dia. Aku tidak mau kesempatanku kali ini hilang begitu saja.. T__T

“ Yeoboseyo?” jawab Eun Ji-eonnie.Suaranya terdengar lemah.

“ Eonnie, di mana kau? Mengapa kau tidak datang hari ini?” tanyaku.

“ Mianhae, Mi Young-ah.. Aku.. Uhuk! Aku sedang sakit.. Tolong gantikan aku hari ini saja.. Nanti aku akan menggantikanmu di hari yang kau inginkan..” kata Eun Ji-eonnie.

“ Aaaahhh.. Ne.. Kalau begitu cepat sembuh, ya..” kataku kecewa.

“ Ne. Gomawo..” kata Eun Ji-eonnie.

“ He-em.. Kkeuno..”

Akhirnya, aku terpaksa memakai kostum kelinci KEBANGGAANku dan membagi-bagikan balon. Aku sulit berkonsentrasi karena boneka Po yang kini berada di lokerku itu. Aku benar-benar ingin Oppa menerimanya hari ini..

“ Balon! Aku mau balon..” kata seorang anak laki-laki manis dengan pipi merona merah dan mata berbinar-binar yang kelihatannya berumur antara tujuh atau delapan tahun.

“ Ne. Mau yang warna apa?” tanyaku pada anak itu.

“ Merah..” katanya.

“ Ini,” kataku sambil menyodorkan balon berwarna merah pada anak itu.

“ Gomawo..” kata anak laki-laki itu senang, lalu berlari menuju Eomma-nya yang berdiri tak jauh dari tempatku bersama dengan gadis cilik berwajah mirip dengan anak laki-laki itu. Kurasa gadis cilik itu dongsaeng-nya.

Kulihat anak laki-laki itu memberikan balonnya pada gadis itu. Gadis cilik itu langsung tersenyum senang. Aah.. Aku teringat pada Jung Hwan-oppa. Hal yang sama pernah dilakukan Jung Hwan-oppa untukku saat aku masih berumur empat tahun. Aku berjalan menuju anak laki-laki itu..

“ Kau ingin balon berwarna apa untuk dirimu?” tanyaku.

“ Hm.. Ani. Aku hanya mengambilkan untuk dongsaeng-ku tadi..” jawab anak laki-laki itu.

“ Kau yakin tidak menginginkan balon juga?” tanyaku.

“ Hmm..” anak laki-laki itu terlihat ragu. Aku segera mengambil sebuah balon berwarna biru dan kuberikan padanya.

“ Ini untukmu,” kataku.

“ Gomawo,” kata anak laki-laki itu tersenyum, lalu mngambil balon yang kuberikan. Aku mengelus kepala anak laki-laki itu sejenak sebelum dia pergi menghampiri Eomma-nya.

“ Annyeong!!” seru anak laki-laki itu padaku sambil tersenyum dan melambaikan tangannya padaku. Aku hanya membalas lambaian tangan anak itu.

CTAS! Kurasakan karet rambutku putus. Aku melepas kepala kelinciku dan rambutku langsung terurai..

“ Aisshh..” aku segera berjalan ke kamar ganti untuk membenarkan rambutku sambil menenteng kepala kelinciku.

BRUK! Seorang pria menabrakku cukup keras.

“ Mian,” katanya sambil membungkuk dan meninggalkanku. Tapi..

“ YAAAA!!!”

***

-Gongchan’s POV-

“ YAAAA!!!” aku menghentikan langkahku saat aku mendengar teriakan gadis yang kutabrak barusan.

“ Ah.. Ada apa?” tanyaku heran. Saat aku melihat gadis itu menarik-narik rambutnya, aku baru menyadari kalau rambut gadis itu tersangkut di kancing bajuku.

“ Mian.. Aku akan melepaskannya..” kataku. Aku langsung berusaha melepaskan rambut gadis itu dari kancing bajuku.

Gadis itu mengangkat kepalanya dan menatapku..

“ Kau..” katanya terlihat kaget.

“ Ne?” tanyaku sambil menatapnya.

“ Gongchan B1A4..” katanya pelan, tapi aku dapat mendengarnya.

“ WAAAH!! Kau mengenaliku, Nona kelinci?” tanyaku tanpa bisa menyembunyikan rasa senangku. Aku memanggilnya Nona kelinci karena dia membara kepala kelinci dan memakai kostum kelinci. Ehee..

“ Ah.. Ne..” jawab gadis itu sambil menunduk.

Aku terdiam melihat wajah gadis itu memerah. Manis! Dia sangat manis!

“ Chan-ah! Apa yang kau lakukan?!!” seru Baro-hyeong yang tengah berjalan ke arahku bersama Jinyoungie-hyeong, Shinwoo-hyeong, dan Sandeullie-hyeong.

Aku hanya melambaikan tanganku, lalu segera kembali berkutat dengan rambut gadis manis itu..

“Aaaahhh.. Mengapa susah sekali..” gumamku.

“ Ada apa? Siapa gadis ini?” tanya Jinyoungie-hyeong penasaran.

“ Aku tak sengaja menabraknya.. Dan rambutnya tersangkut di bajuku..” jelasku.

Kuperhatikan gadis itu masih menunduk dan wajahnya semakin memerah..

“ Potong saja rambutnya!” celetuk Baro-hyeong asal.

“ Andwae!!” seru gadis itu, wajahnya terlihat kesal.

“ Mi Young?!!” seru Sandeullie-hyeong kaget saat melihat wajah gadis itu.

“ Oppa..” kata gadis itu nyaris tak terdengar.

“ Ya.. Bukankah dia gadis yang di iPad-mu kemarin?” tanya Jinyoungie-hyeong pada Sandeullie-hyeong.

“ Ada apa sebenarnya, hyeong? Gadis ini kekasihmu?” tanyaku bingung.

Ah! Akhirnya rambutnya terlepas dari bajuku!!

“ Ani. Dia dongsaeng-ku,” jawab Sandeullie-hyeong.

“ Hah? Mengapa kau tidak pernah cerita?” tanya Baro-hyeong.

“ Sudahlah.. Nanti saja kita membicarakan hal ini. Tidak enak membicarakan ini di sini. Lihatlah, semua orang memandang kita..” kata Jinyoungie-hyeong bijak.

Yaaah.. Aku, sih tidak terlalu yakin tapi, mereka memandangi kami karena kami berisik, bukan karena kami ini B1A4.. Kita ‘kan tidak diikuti kamera dan sedang dalam mode menyamar.. Ehee.. Kami sedang memanfaatkan waktu senggang kami untuk refresing..

“ Kalau begitu kita ke ruang ganti kita saja,” usul Shinwoo-hyeong.

“ Ide bagus,” kata Jinyoungie-hyeong menyetujui.

“ Kalau begitu, aku permisi dulu..” kata gadis itu berniat meninggalkan kami.

Sandeullie-hyeong segera menarik dongsaeng-nya itu..

“ Ikutlah dengan kami. Aku merindukanmu. Kau tahu itu..” kata Sandeullie-hyeong sambil menggandeng dongsaeng-nya.

“ Ta.. Tapi..”

Sandeullie-hyeong tidak menghiraukan perkataan dongsaeng-nya dan segera menariknya. Kami langsung menuju ruang ganti kami..

“ Mengapa kau memakai kostum kelinci?” tanya Sandeullie-hyeong.

“ Tadinya aku ingin melihat pemotretan yang sedang kalian lakukan. Tapi temanku sedang sakit.. Jadi terpaksa aku menggantikannya..” jelas dongsaeng Sandeullie-hyeong itu. Siapa, ya namanya tadi? Aaahh.. Entahlah. Bagiku dia adalah Nona kelinci. Hahaha..

“ Hyeong, mengapa kau tidak memperkenalkan dongsaeng-mu pada kami?” tanya Baro-hyeong.

“ Ah! Ne. Ini dongsaeng kesayanganku. Namanya Mi Young..” kata Sandeullie-hyeong sambil memperkenalkan Nona kelinci. Nona kelinci itu hanya menunduk, wajahnya merah padam.

“ Hyeong, apa dia sakit? Wajahnya merah sekali?” tanyaku.

“ Hahahaha.. Dia memang begini.”

***

-Mi Young’s POV-

“ Hahahaha.. Dia memang begini.” kata Oppa.

Aku malu sekali.. Aku tak tahu harus bicara apa pada mereka. Dan sumpah demi apapun, Gongchan-oppa jauh lebih manis dan tampan dibandingkan saat ada di MV atau foto..

“ Oppa..” panggilku pelan.

“ Ne?” tanya Oppa.

“ Aku ingin mengambil sesuatu sebentar di lokerku,” kataku.

“ Di mana lokermu? Aku akan menemanimu,” sahut Gongchan-oppa tersenyum.

“ Ani! Kau tidak perlu melakukannya. Aku bisa sendiri. Lagipula tidak jauh, kok,” kataku cepat.

“ Sudahlah. Biarkan Chan menemanimu. Lagipula aku tidak mau kau kabur dan tidak kembali ke sini,” kata Oppa.

Aku tidak bisa berkutik lagi..

“ Ne..” jawabku lemas.

Gongchan-oppa berjalan di sebelahku..

“ Berapa umurmu?” tanya Gongchan-oppa ramah.

“ Desember ini delapan belas tahun..” jawabku.

“ Hm.. Berarti kau lebih muda beberapa bulan dariku, ya Nona kelinci..” kata Gongchan-oppa.

“ Nona kelinci?” tanyaku heran.

“ Ne. Karena kau memakai kostum kelinci. Kalau kau memakai kostum katak, mungkin aku akan memanggilmu Nona katak..” kata Gongchan-oppa dengan ekspresi polos seperti anak kecil.

Astagaaaa.. Aku menginginkannya! Aku ingin memiliki Gongchan-oppa agar aku bisa terus melihatnya.. Dia manis sekaliii..

“ Apa yang ingin kau ambil?” tanya Gongchan-oppa.

“ Hadiah untuk Oppa..” jawabku.

“ Wah.. Kau dongsaeng yang sangat manis. Aku iri pada Sandeullie-hyeong..” kata Gongchan-oppa sambil mengacak rambutku. Reflek aku sedikit mejauh. Aisshh.. Wajahku pasti merah padam.

“ Ani. Aku hanya ingin memberikan sesuatu untuk Oppa karena selama ini Oppa yang sering memberiku banyak barang..” jelasku.

Akhirnya kami sudah berada di depan pintu ruang gantiku..

“ Tunggu sebentar, ya..” kataku pada Gongchan-oppa.

Aku masuk dan segera membuka lokerku. Aku tersenyum menatap boneka Po itu..

“ Syukurlah kau akan segera bertemu dengan pemilikmu..” kataku pelan smabil memeluknya, lalu segera keluar.

“ Waaahhh..  Imuuuttt!!!” kata Gongchan-oppa saat melihat boneka Po itu.

“Benarkah? Aku tidak tahu apakah Oppa akan menyukainya atau tidak..” kataku.

“ Sandeullie-hyeong pasti menyukainya. Dia ‘kan sangat menyukai Kung Fu Panda,” kata Gongchan-oppa.

“ Ne. Karena aku mengetahui hal itu, aku memberikan boneka ini untuk Oppa..” kataku.

“  Siapa namanya?” tanya Gongchan-oppa.

“ Nama?” tanyaku heran.

“ Kau tidak memberinya nama? Boneka itu harus diberi nama. Karena boneka itu juga teman.. Kalau kau tidak memberinyanama, dia bisa sedih..” jelas Gongchan-oppa sambil mengambil boneka Po itu dariku dan memeluknya.

“ Hmm.. Aku tidak pintar memilih nama yang manis..” kataku menunduk.

Kami berjalan ke ruang ganti B1A4 sambil membicarakan nama yang bagus untu boneka Po itu..

“ Kalau begitu, namanya Young Mi saja.. Kebalikan dari namamu.. Agar Sandeullie-hyeong selalu mengingatmu saat melihat dia..” kata Gongchan-oppa sambil menunjuk boneka Po yang berada di tangannya itu.

“ Young Mi? Boleh juga..” kataku tersenyum.

“ Senyummu manis. Sering-seringlah tersenyum seperti ini..” kata Gongchan-oppa sambil menatapku.

Aku langsung membuang muka..

“ Ah! Itu mereka!!” seru Baro-oppa sambil menunjuk kami begitu kami membuka pintu.

“ WOAH!! PO!!” seru Oppa senang saat melihat boneka Po di tangan Gongchan-oppa.

“ Itu untukmu, Oppa.. Namanya Young Mi..” kataku.

“ Woa!! Gomawo, Mi Young-ah! Namanya Young Mi? Manis sekali!! Aaaahh.. Kau memang dongsaeng-ku yang paling baik!” kata Oppa senang sambil memelukku.

Hah? Paling baik?

“ Memangnya kau punya dongsaeng yang lain..” kataku mencibir.

“ Hahaha.. Ne, ne.. Kau adikku satunya-satunya dan kau sangat baik..” ralat Oppa sambil merangkulku.

“ Hei, kalian belum memperkenalkan diri kalian pada Mi Young..” kata Oppa pada member B1A4 lainnya..

“ Ah.. Benar juga..” katapara member B1A4 itu saling berpandangan.

Sebenarnya, mereka tidak memperkenalkan diri pun bukan masalah untukku. Mana mungkin aku tidak hafal nama mereka semua..

“ Annyeong.. Aku Jinyoung,” kata Jinyoung-oppa dengan senyum lembut.

“ Aku Shin Dong Woo. Panggil saja Shinwoo,” kata Shinwoo-oppa tersenyum formal.

“ Annyeong!! Aku Baro, rapper tertampan di B1A4,” kata Baro-oppa percaya diri sambil tersenyum lebar.

“ Hyeong! Kau itu terlalu narsis! Aku ‘lah yang paling tampan di sini,” celetuk Gongchan-oppa.

“ Annyeong!! Aku Gongchan, maknae paling imut dan paling tampan yang pernah ada. Senang mengenalmu, Nona kelinci,” kata Gongchan-oppa memamerkan senyumnya yang polos seperti anak kecil.

“ Ya!! Kau sendiri narsis sekali!” protes Baro-oppa.

“ Hahaha..” aku tertawa melihat tingkah mereka yang seperti anak kecil.

“ AH!! Dia tertawa!!” seru Jinyoung-oppa.

Mereka semua menatapku.. Aku langsung menunduk. Kurasakan wajahku memanas.

“ Haish.. Kau ini tetap saja pemalu..” kata Oppa sambil mengacak rambutku lembut.

“ Ne. Dia benar-benar pemalu seperti yang kau ceritakan semalam,” kata Jinyoung-oppa.

“ Padahal kalau tertawa, kau manis sekali.. Mengapa kau begitu pemalu..” kata Shinwoo-oppa sambil menatapku.

“ Hahaha.. Begitulah dia. Tapi kalau kalian sudah mengenalnya.. Kalian bisa kaget..”

***

-Sandeul’s POV-

“ Hahaha.. Begitulah dia. Tapi kalau kalian sudah mengenalnya.. Kalian bisa kaget..” kataku sambil tersenyum jahil.

“ Ya!! Oppa!!” protes Mi Young yang tidak suka kubuka aib-nya sambil memukul pundakku. Hahaha...

Mi Young tiba-tiba mengeluarkan ponselnya..

“ Aaaahh..” Mi Young terlihat malas, lalu menerima panggilan di ponselnya.

“ Mi Young-ssi!! Di mana kau sekarang?! Kau tidak dibayar untuk kabur!!” suara wanita yang keluar dari ponsel Mi Young itu sangat keras, Mi Young sampai menjauhkan ponselnya dari telinga.

“ Ah.. Ne, ne.. Joesonghamnida..” kata Mi Young terlihat merasa bersalah.

Mi Young memasukkan ponselnya di saku kostum kelincinya..

“ Wae yo?” tanyaku heran.

“ Atasanku marah karena aku tidak mengerjakan tugasku.. Ehee..” jawab Mi Young meringis.

“ Ah! Mengapa kau tiba-tiba bekerja paruh waktu? Apa Eomma mengetahui masalah ini? Bukankah Appa dan Eomma tidak memperbolehkanmu bekerja paruh waktu? Kau ‘kan harus konsentrasi pada sekolahmu,” kataku pajang lebar. Aku juga tidak mau melihat dongsaeng-ku bekerja, apalagi dia dimarah-marahi oleh atasannya begitu.

“ Ani. Eomma.. Appa.. Tidak mengetahuinya. Lagipula aku hanya menggantikan temanku..” kata Mi Young. Aku memperhatikan gerak tubuh Mi Young. Dia berusaha menghindari mataku. Dia pasti berbohong.

“ Jangan berbohong lagi. Kau itu paling tidak bisa berbohong. Untuk apa kau bekerja paruh waktu?” kataku.

“ Aku.. Aku hanya ingin meringankan beban Eomma, Appa, dan kau.. Aku tidak mau terlalu membebani kalian dengan masalah sekolahku..” kata Mi Young menunduk.

“ Kau memang anak yang baik. Tapi, mana mungkin aku membiarkanmu diomeli seperti tadi..” kataku.

“ Aku sudah lumayan terbiasa, sih.. Lagipula aku memang bersalah.. Aku ‘kan seharusnya membagi-bagikan balon untuk anak-anak.. Tapi sekarang, aku malah berada di sini..” jelas Mi Young.

“ Argh! Aku tidak bisa dam saja melihat kau diperlakukan seperti itu. Mana atasanmu itu. Aku akan menemuinya,” kataku cepat sambil menarik tangan Mi Young.

“ Oppa! Andwae..” kata Mi Young menghentikanku.

“ Wae? Kau akan diam saja diperlakukan secara kasar seperti itu?” tanyaku.

“ Mungkin.. Aku tidak mau kehilangan pekerjaanku ini.. Aku menyukai pekerjaanku sekarang..” kata Mi Young lirih.

“ Hyeong, dongsaeng-mu ini memiliki kepribadian yang menarik,” celetuk Baro.

Aku tidak menghiraukan perkataan Baro. Aku menatap Mi Young yang terus menatapku dengan tatapan memohon..

“ Aaaaaaahhh.. Arasoo, arasoo.. Terserah kau saja..” kataku pada akhirnya.

Aku tidak mungkin tega melarang Mi Young melakukan hal yang disukainya. Dia sangat menyukai anak kecil karena itulah dia mau bertahan bekerja di sini walau atasannya galak dan cerewet. Pasti itu alasannya. Huuufftt..

“ Gomawo, Oppa.. Kumohon jangan katakan ini pada Eomma dan Appa..” kata Mi Young memohon.

“ Ne..” jawabku. Mendadak, sebuah ide terlintas di pikiranku. Aku langsung tersenyum..

“ Tapi ada syaratnya,” kataku.

“ Syarat? Syarat apa?” tanya Mi Young.

“ Mainlah ke dorm. Seminggu sekali saja..” kataku.

“ Eh? Ta.. Tapi..”

“ Tidak ada alasan. Apa, sih salahnya menjenguk Oppa-mu yang tampan ini setiap minggu?” kataku.

“ Bukan itu.. Aku..” Mi Young memandang member B1A4 yang lainnya ragu.

“ Aku takut mereka terganggu karena kedatanganku..” kata Mi Young.

“ Ani. Kami senang jika kau main ke dorm kami,” sahut Jinyoung-hyeong.

“ Kau sudah dengar sendiri ‘kan? Mereka tidak keberatan..” kataku.

“ Tapi..”

“ Datang saja.. Aku ingin kau dekat dengan mereka dan menghilangkan penyakit pemalumu itu..” kataku tersenyum sambil mengacak rambut Mi Young.

“ Huuufftt.. Ne..”

***

-Gongchan’s POV-

“ Chan-ah!! Cepatlah bangun!!”

Aku membuka mataku malas dan orang yang pertama kali kulihat saat aku membuka mata adalah Shinwoo-hyeong..

“ Wae? Ini ‘kan masih pagi..” protesku malas saat kulihat jam di ponselku masih menunjukkan jam tujuh lebih dua puluh menit, lalu beringsut lagi dan menutup mata kembali, melanjutkan tidurku.

“ Sudah.. Biarkan saja, Oppa.. Mungkin Gongchan-oppa kelelahan..”

Suara siapa itu? Mengapa bisa ada suara perempuan di dorm ini? Aku langsung bangkit dan saat itu aku langsung melihat Nona kelinci di samping Shinwoo-hyeong..

“ Hyeong!! Mengapa kau tidak membangunkanku?!” seruku protes.

“ Ya! Lima menit yang lalu apa yang kulakukan kalau bukan membangunkanmu?” kata Shinwoo-hyeong.

Ah.. Iya.. Aku yang tidak mau bangun..

“ Mengapa kau tidak bilang kalau Nona kelinci ini ada di sini?” tanyaku.

“ Belum sempat aku memberitahumu, kau sudah kembali tidur,” jawab Shinwoo-hyeong sekenanya.

“ Aisshh..”

“ Sudah. Cepatlah bangun, cuci muka, lalu sarapan,” kata Shinwoo-hyeong, lalu keluar dari kamar. Meninggalkan Nona kelinci yang hanya tertawa kecil sambil menatapku.

“ Mengapa kau tertawa? Apa ada yang lucu?” tanyaku heran.

“ Piyama yang kau kenakan.. Hmph! Manis sekali..” katanya sambil menahan tawa.

Aku menatap diriku sendiri. Baru kusadari dia menertawaiku yang memakai piyama berbentuk kostum Pororo.. Aku langsung menunduk. Aduh.. Mengapa dia harus melihatku dengan penampilan seperti ini?

“ Aku keluar dulu, ya Oppa..” kata Nona kelinci masih tertawa, lalu meninggalkanku di kamar sendirian.

Walaupun memalukan dilihat olehnya saat masih bangun tidur dan memakai piyama Pororo.. Tapi, aku senang sekali karena bisa melihat tawanya..

Aaaahh.. Ada apa dengan diriku? Aku tidak pernah seperti ini sebelumnya. Apa aku sakit, ya? Mengapa jantungku berdebar lebih keras dari biasanya? Mengapa setiap berada di dekat Nona kelinci, rasanya aku ingin terus tertawa? Apa jangan-jangan.. Aku sudah gila? ARGH!!! Tidak mungkin!!

“ Ya! Chan-ah! Apa yang kau lakukan?” tanya Jinyoungie-hyeong yang tiba-tiba sudah berada di sebelahku.

“ Hyeong! Jangan mengagetkanku!” seruku.

“ Ada apa? Mengapa ekspresimu aneh sekali?” tanya Jinyoungie-hyeong heran.

“ Hyeong, aku masih normal ‘kan?” tanyaku sambil mencengkeram bahu Jinyoungie-hyeong.

“ Hah?” Jinyoungie-hyeong terlihat bingung.

“ Aku masih waras ‘kan?” tanyaku lagi.

“ Tentu saja. Memangnya apa yang terjadi?” kata Jinyoungie-hyeong.

“ Ani. Hanya saja aku merasa ada yang aneh pada diriku beberapa hari terakhir ini..” jawabku pelan.

“ Aaa.. Kau ‘kan memang aneh, Chan,” kata Jinyoungie-hyeong polos.

“ Hyeong!!” seruku kesal. Aku ‘kan serius bertanya. Mengapa Jinyoungie-hyeong malah menganggapku bercanda, sih?

“ Hahaha.. Sudahlah. Cepatlah mandi. Eomma-mu sudah kesal menunggumu,” kata Jinyoungie-hyeong terkekeh, lalu keluar dari kamar.

Eomma? Aaaahhh.. Shinwoo-hyeong..

Aku berjalan melewati ruang tengah, menuju ke kamar mandi. Kulihat semua Hyeong-ku sudah rapi dan segar. Mereka sepertinya sudah tahu kalau Nona kelinci akan datang hari ini. Tapi.. Mengapa mereka tidak memberitahuku? Aaaahh..

Setelah mencuci muka dan melakukan ritual-ritual lainnya, aku bergabung dengan para Hyeong-ku dan Nona kelinci di ruang tengah. Karena aku masih malas untuk mengganti baju, jadi aku masih mengenakan piyama Pororo kesayanganku ini.. Ehee..

“ Chan-ah, mengapa kau tidak mengganti pakaianmu?” tanya Shinwoo-hyeong.

“ Tak apa. Aku menyukai baju ini.. Ini ‘kan baju favoritku.. Ehee..” jawabku terkekeh.

“ Bukankah baju itu belum kau cuci mulai minggu lalu?” celetuk Baro-hyeong.

“ Ya!! Hyeong! Kemarin baju ini baru keluar dari loundry!” protesku.

“ Hahaha.. Kukira kau belum mencucinya sama sekali. Kau hampr setiap hari memakainya, sih,”kata Baro-hyeong sekenanya.

“ Aniyo!! Aku tidak setiap hari mengenakan baju ini.. ‘Kan aku masih memiliki yang lain,” protesku lagi.

“ Ah.. Iya, ya..Kau ‘kan maniak Pororo..” kata Baro-hyeong.

“ Seingatku dia juga memiliki piyama Crong dan yang karakter film Pororo lainnya..” sahut Sandeullie-hyeong.

“ Hyeong!! Jangan membicarakan hal ini di depan Nona kelinci, dong. Itu ‘kan rahasia para member..”

***

-Mi Young’s POV-

“ Hyeong!! Jangan membicarakan hal ini di depan Nona kelinci, dong. Itu ‘kan rahasia para member..” kata Gongchan-oppa mengerucutkan bibirnya.

Aku hanya bisa menahan tawaku mendengar pernyataan Jung Hwan-oppa tadi. Gongchan-oppa memiliki semua piyama karakter Pororo? Hahaha.. Dia cinta sekali pada Pororo, ya.. Kutemukan satu lagi sisi menarik dari seorang Gong Chan Shik, maknae B1A4..

“ Tenang.. Bukan hanya kau yang seperti itu.. Jinyoung-hyeong ‘kan juga sepertimu.. Kalau Channie menyukai Pororo, Jinyoung-hyeong..” belum selesai Baro-oppa berbicara, Jinyoung-oppa langsung menyela..

“ YA!! BARAMJJI!! Kau mau mati, ya?!!” seru Jinyoung-oppa sambil melotot.

“ AAAA~~~!!” tak lama sudah kulihat Baro-oppa dan Jinyoung-oppa bermain kejar-kejaran.

“ Ada apa, sih? Apa sebegitu memalukan, ya menyukai piyama berbentuk hewan atau karakter kartun?” tanyaku heran.

“ Ani. Kami semua sering saling meledek jika sedang memakai piyama seperti itu..” jawab Shinwoo-oppa.

“ Aaa.. Aku jadi ingin melihat kalian semua dengan piyama seperti itu..” gumamku pelan.

“ Kalau begitu, aku akan meminta mereka semua melakukannya,” kata Oppa yang sepertinya mendengar perkataanku.

“ Eh? Tidak usah, Oppa..” kataku sungkan.

“ Tidak apa.. Kau ‘kan keluarga kami..” sahut Gongchan-oppa.

Aku anggota keluarga di B1A4?? Perkataan Gongchan-oppa itu benar-benar menyentuh..

Tak lama kemudian, senua member B1A4, kecuali Gongchan-oppa, masuk ke kamar dan berganti baju..

“ Nanti perhatikan mereka semua. Pasti sangat lucu..” kata Gongchan-oppa sambil bergeser ke sebelahku.

“ Kau saja sudah cukup lucu, Oppa..” kataku.

“ Kalau aku ‘kan memang dari awal sudah lucu nan imut.Tidak berpakaian seperti ini pun aku sudah lucu..” jawab Gongchan-oppa membusungkan dada.

“ Ne..” jawabku sambil tertawa. Bersama dengan Gongchan-oppa itu seperti sedang bersama anak kecil. Tingkah lakunya, gayanya, caranya berbicara.. Semuanya seperti anak-anak.. Manis sekali..

“ Yeoboseyo?” aku langsung menoleh ke asal datangnya suara itu. Kulihat Jung Hwan-oppa tengah menerima telpon dalam keadaan sudah memakai kostumnya. Kostum Kung Fu Panda PO!! Hahaha.. Oppa lucu sekali!!

“Ah.. Ini sedikit memalukan..” kata Shinwoo-oppa sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.

“ Hahahahahahaha..” tawa Gongchan-oppa langsung meledak saat melihat Shinwoo-oppa dengan kostum beruang cokelatnya.

“ Ah.. Ne.. Kkeuno,” aku memperhatikan Oppa yang baru saja menutup flip ponselnya. Kulihat wajah Oppa menegang.

“ Oppa.. Ada apa?” tanyaku.

“ Eomma baru saja menelpon. Mendadak Eomma harus ke Busan untuk menjaga Nenek. Nenek baru saja mengalami kecelakaan di rumahnya. Beliau jatuh dari tangga..” jelas Oppa.

“ Bagaimana keadaan Nenek?” tanyaku cemas.

“ Kakinya terkilir cukup parah sehingga tidak bisa bergerak dengan leluasa. Karena itulah Eomma pergi ke sana untuk menjaganya.. Dan kau.. Terpaksa harus tinggal di sini bersamaku sampai Eomma kembali..” kata Jung Hwan-oppa.

“ Ooohh..” eh?! Chamkamman!! Tadi.. Oppa mengatakan.. Aku terpaksa tinggal di sini untuk sementara? Di dorm ini?

“ Oppa! Apa maksudmu aku harus tinggal di dorm ini untuk sementara bersamamu dan member B1A4 yang lain?” tanyaku memastikan.

“ Ne. Karena akan sulit untukku jika aku yang menemanimu di rumah kita. Kalau aku di rumah, jadwalku bisa berantakan dan sulit untuk mengatur ulang semuanya..”kata Jung Hwan-oppa.

“ Ta.. Tapi.. Aku bisa sendiri, kok.. Kau tidak perlu menemaniku..” kataku terbata.

“ Tidak alasan. Eomma sudah memintaku untuk menemanimu dan menjagamu sampai dia pulang. Jadi, mau tidak mau, kau harus tinggal di sini untuk sementara,” kata Jung Hwan-oppa tegas.

Belum sempat aku mengutarakan alasanku yang lain..

“ Kalian tidak keberatan ‘kan?” tanya Oppa pada member B1A4 yang lain.

“ Tentu saja tidak. Lagipula sudah lama aku menginginkan adik perempuan,” kata Jinyoung-oppa.

“ Kau dengar sendiri ‘kan? Kalau begitu, nanti kau akan kuantar untuk mengambil perlengkapanmu selama kau di sini.. Baju, seragam, buku sekolahmu, dan yang lainnya,” kata Jung Hwan-oppa.

“ Tapi..” aku masih ragu dengan semua ini.

“ Sudah. Tidak usah memikirkan apa-apa lagi. Kami yang akan mengurusmu selama kau tinggal di sini..” kata Gongchan-oppa tersenyum sambil mengacak rambutku lembut.

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi.. Hanya bisa menuruti apa yang dikatakan mereka semua..

To be Continue....

Ni FF kedua yang aku post di sini..
tolong kasih masukan ya..
komen kalian tu sangat saia hargai..
XD

2 komentar:

  1. you're my oppa-nya B1A4 woaa~ *o*
    miyoung karakternya di sini lucu yaa, pemalu-pemalu gimana gitu, sementara si gongchan imuutt bgt, unyuu maksimal haha x33
    Miyoung harus berterima kasih sama eommanya tuh, akhirnya dy bisa tinggal bareng si gongchan hehe...
    baiklah kita lihat apa yang bakal terjadi sama si Miyoung ditengah cowo2 itu :3
    lanjut yaa~ ntar jgan lupa aku ditag lagi :)
    nice ff :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ehee...
      terinspirasi dari cita2 saia pengen punya kakak cwo cakep2..
      n gara2 nonton you are my oppa-nya infinite ituu..
      eheee...
      makasihnya MI Young harusnya buat neneknya..
      pan klo neneknya aman2 aja, dia ga bakal ngungsi..
      eheee..
      Ok eon..
      ntar aku tag klo udah ada lanjutannya..
      ehee..
      gomawo udh baca..
      XD

      Hapus