Sabtu, 23 Juli 2011

Ragnarok (Hari Kehancuran Dunia)

            2027, tahun kehancuran dunia. Kerusakan alam semakin menjadi-jadi. Semua manusia tak berguna. Aku sudah muak melihat kemunafikan mereka. Untung kekuasaanku sangat berguna. Aku sudah membalaskan dendamku kepada mereka telah membunuh keluargaku, terlebih Rochella, gadis yang sangat kucintai.
            New York city sudah kosong dan hancur. Binatang-binatang menjadi monster yang berbahaya karena terkena limbah. Hutan-hutan habitat mereka gundul dan rusak. Lingkungan tercemar dan sangat kotor. Kini, kurasa aku tahu apa yang harus kulakukan. Ya.. Sebuah penelitian..
            Penelitianku yang dulu mereka hancurkan. Penilitian ini berawal tujuh tahun yang lalu. Penelitian ini ditutup tiga tahun yang lalu karena dianggap berbahaya dan banyak orang yang takut untuk membantuku. Masih teringat jelas di otakku, nama dan fotoku muncul di koran sebagai headline utama.. Seperti ‘PENELITIAN SEORANG ILMUWAN GILA’ atau ‘Prof. Dr. Eugene terobsesi pada penelitian dan teori gilanya’ dan sebagainya. Berita-berita di televisi juga membahas hal yang sama..
“ Prof. Dr. Eugene, seorang konglomerat mengadakan sebuah penelitian yang dianggap berbahaya. Semua yang membantu penelitian itu, kini mengundurkan diri dan pergi dari kota. Penelitian itu sekarang ditutup oleh pihak yang berwajib..”
            Berita itu terus saja ada hingga beberapa bulan. Orang-orang menganggapku aneh dan menjauhiku. Tapi itu bukan masalah lagi. Aku sudah memutuskan sekarang, aku akan melanjutkan lagi penelitian ini tanpa bantuan orang lain. Di kota ini, hanya tinggal aku sendiri.
            Aku membawa mayat orang-orang yang tergeletak di jalanan New York ke laboratorium pribadiku. Lalu, aku juga memungut binatang-binatang yang belum terkontaminasi, termasuk binatang-binatang peliharaanku yang manis. Aku mengambil sel dari mayat-mayat itu. Lalu, kusatukan dengan sel binatang. Sampel pertamaku gagal. Begitu seterusnya..
            13 Oktober 2028, jam sepuluh malam. Akhirnya, setelah satu setengah tahun, penelitianku membuahkan hasil. Sampel B2723 bereaksi, sel itu bisa menyatu dan berkembang. Tapi, itu tak bertahan lama. Pada 27 Oktober 2028, jam satu subuh, sampel itu mati.
            Aku sempat terpuruk. Aku hampir melenyapkan semua penelitianku, tapi hatiku menolak mentah-mentah ide itu. Kulanjutkan lagi penelitianku. Aku memutuskan mengambil sel dari Tama, harimau berumur tiga tahun yang kupelihara selama ini. Sel Tama kugabungkan dengan sel dari mayat Rochella yang selama ini kusimpan di lab.
            Dalam tidur panjangnya pun, Rochella tetap terlihat cantik dan tak bercela. Kulitnya yang dulu putih merona, kini pucat. Aku tak akan pernah bisa melihatnya merona karena malu seperti dulu. Aku memandangi Rochella. Aku teringat bagaimana polisi menyampaikan berita kepergiannya empat tahun silam.
            Saat itu, aku sangat terobsesi pada penelitianku. Setiap detik waktuku, kuhabiskan di lab. Dan Rochella selalu menemaniku. Suatu malam, Rochella berniat pergi belanja untuk membuat makan malam. Saat dia menghilang dari pandanganku, perasaanku langsung kalut. Aku merasa seolah dia takkan pernah kembali padaku.
            Satu jam, dia belum kembali. Dua jam, tiga jam kemudian.. Dia masih belum kembali. Kupandangi jendela.. “ Di luar hujan deras,” pikirku. Aku mengambil payung, berniat menyusul Rochella. Saat aku membuka pintu, polisi ada di depanku dan berniat menekan bel rumahku.
            Polisi itu membawa berita kematian Rochella. Rochella meninggal dengan banyak bekas tusukan pisau di tubuhnya. Isi tasnya berantakan dan dompetnya hilang. Ditemukan juga bekas-bekas pelecehan seksual di tubuh Rochella. Aku sangat kaget, marah, tidak terima, juga sedih..
            Aku terus mengurung diri di lab dan terlarut ke dalam penelitianku. Hingga satu tahun kemudian, penelitianku ditutup.. Sialan! Aku jadi teringat masa lalu. Tanpa kusadari, kenangan tentang Rochella membuat air mataku menetes. “ Aku harus menyelesaikan penelitian ini!” aku bertekad.
            11 November 2028, jam delapan pagi. Sampel Rochella bereaksi. Itu seolah tanda bahwa dia menemuiku. Hari ini adalah hari yang istimewa untukku, karena hari ini adalah hari ulang tahun Rochella. Aku menyanyikan lagu HAPPY BIRTHDAY di hadapan mayat Rochella. Aku tertawa getir menyadari aku tak bisa lagi melihat senyumnya.
            3 Desember 2028, jam dua belas malam lewat dua belas menit. Sepuluh sampel yang kubuat bersamaan dengan sampel Rochella bereaksi. Aku sangat senang dan puas. Sampel-sampel itu terus berkembang di dalam tabung penelitian.
Sampel Wl527, penggabungan dari mayat seorang pria dengan serigala. Sampel D7435 dan D7437 yang merupakan penyatuan dari sel anjing dan manusia. Sampel C1695, hasil penyatuan dari sel manusia dan kucing. Sampel L5382 dan L5385 yang berasal dari sel manusia dan sel singa. Sampel P4234 adalah hasil penyatuan sel manusia dan merpati. Sampel S2476 dan S2477 yang kubuat dari sel seorang gadis dan sel ular. Dan yang terakhir H3276, hasil penyatuan antara sel manusia dan kuda.
            2037, sembilan tahun sudah berlalu. Sampel-sampel itu kini sudah tumbuh menjadi sosok manusia setengah binatang dewasa. Sampel Rochella kuberi nama Rochella. Dia sangat mirip dengan Rochella-ku. Hanya saja, dia memiliki telinga dan ekor harimau, serta cakar yang kuat dan tajam seperti harimau.
            Semakin hari, semakin kuperhatian, sampel-sampel itu semakin menyerupai manusia. Mereka egois dan memiliki sisi gelap layaknya manusia normal. Kini, kurasakan mereka semakin keras kepala dan pemberontak, kecuali Rochella. Rochella sangat mencintaiku seperti Rochella-ku yang dulu..
            14 Februari 2037, jam satu siang. Saat aku sedang makan siang bersama Rochella di balkon, sepuluh sampel itu berusaha menyerangku. Rochella menyadarinya dan bergegas melindungiku. “ Kami sudah muak berada di sini!” seru sampel-sampel itu. Kuabaikan mereka karena aku masih terpaku melihat Rochella meninggal dan bersimbah darah di hadapanku. Aku memeluk tubuh Rochella.. “ Maafkan aku..” hanya kata itu yang dapat keluar dari mulutku. Air mataku mengalir..
            “ Konyol sekali! Profesor jatuh cinta pada penelitiannya!” kata sampel sialan itu. Saat aku berniat menghantamkan tinjuku padanya.. CRAK!! W1587 mengoyak dan mencabik-cabik tubuhku. Kurasakan S2476 dan S2477 mematukku. Rasa sakit yang amat sangat menderaku. Darahku terus mengalir dan aku dapat merasakan, tubuhku semakin lemah karena racun ular itu mulai menyebar.
            Pandanganku mulai kabur, tapi masih dapat kulihat jelas sepuluh sampel itu pergi. Aku berusaha meraih tangan Rochella dan kugenggam tangannya. Tiba-tiba saja rasa sakit yang menderaku hilang. Lalu, semua menjadi hitam dan gelap.

TAMAT